Yusrijal Datuk Makhudun, S.Pd.
Seorang teman guru datang ke kantor saya (waktu itu saya staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar). “Alhamdulillah, saya sudah banyak menulis buku, Pak. Tetapi saya ingin menulis artikel. Saya tidak tahu caranya. Bisakah Bapak membantu saya?”
“Bisa, Pak. Tapi tidak bisa dengan kegiatan tatap muka. Sebab, di kantor, banyak kesibukan. Kita berdiskusi secara daring saja” , jawabku. “Bapak tulis saja sebisanya. Kirim ke email saya. Nanti saya edit dan saya bantu mengirimnya ke Singgalang” , tambahku.
Seminggu kemudian, Bapak itu mengirim tulisannya ke email saya. Setelah saya edit, saya kirim ke Harian Singgalang. Seminggu kemudian, artikelnya terbit. Dia kirim lagi tulisannya, saya edit, lalu kirim lagi. Tulisannya dimuat lagi. Untuk tulisan ketiga, saya sarankan Bapak itu kirim sendiri ke media. Tulisannya pun diterbitkan. Sejak itu, Bapak itu sudah sering mengirim tulisannya secara mandiri ke media, tidak hanya Singgalang, tetapi juga ke media lainnya.
Kemauan Bapak tersebut sungguh luar bisa. Dia tidak malu bertanya dan suka berdikusi. Dia memiliki keinginan yang kuat supaya bisa menulis. Dia sangat komitmen dengan keinginannya. Kemuannya yang kuat tersebut membuahkan hasil. Sampai sekarang, dia masih aktif menulis di beberapa media, di samping menulis buku.
Kemauan merupakan modal utama untuk menulis, bukanlah kemampuan. Kemauan merupakan daya gerak yang datang dari dalam diri seseorang. Kemuan tersebut bisa muncul karena pengaruh atau sugesti dari orang lain, bisa juga dari dalam diri sendiri. Meskipun seseorang memiliki kemampuan yang tinggi, tanpa kemauan yang kuat tidak bisa menulis. Karena itu, kemauan perlu ditumbuhkan.
Sadarilah, menulis sangat bermanfaat! Dalam https://www.dicto.id/apa-saja-manfaat-dan-tujuan-menulis/116173/2 (yang diunduh 21-3-2020), Aurora Ridha Zetana menyatakan beberapa manfaat menulis. Pertama, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas. Kedua, menumbuhkan keberanian. Ketiga, mendorong kemauan dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi.
Menulis juga membuat pikiran dan tubuh lebih baik. Dalam https:// www.biem.co/read/2019/02/26/36595/5-manfaat-menulis-bagi-kesehatan-fisik-dan-mental/ (yang diunduh 22-3-2020), menurut sebuah artikel tahun 2005 dalam jurnal Advance in Psychiatric Treatment, manfaat menulis tulisan ekspresif tidak hanya dialami dalam jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang.
Menulis ekspresif telah dikaitkan dengan peningkatan suasana hati, kesejahteraan, tingkat stres dan gejala depresi. Menulis juga bermanfaat bagi fisik : seperti penurunan tekanan darah, peningkatan fungsi paru-paru dan hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menulis tulisan ekspresif dapat membantu orang dengan gangguan stres pasca trauma.
Begitu bermanfaatnya aktivitas menulis, ayo bangkitkan kemauan untuk menulis. Dengan kemuan yang kuat, Anda pasti bisa menulis. kemuan yang kuat membuka peluang, inspirasi, dan mewujudkan harapan untuk menulis. Dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Jika tidak ada kemuan, maka akan buntulah jalan.
Taklukkan rasa malas Anda untuk berpikir! Menulis merupakan proses bernalar. Karena itu, Anda hendaklah mau berpikir. Berpikir mengandung beberapa dimensi, yaitu dimensi personal, sosial, dan spiritual. Secara personal, keinginan berpikir menunjukkan sikap dinamis seseorang dalam merespon kehidupan. Secara spiritual, berpikir akan meningkatkan keimanan dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Secara sosial, keinginan berpikir merupakan implementasi dari kepedulian terhadap sesama.
Bersiaplah untuk menghadapi hambatan-hambatan! Sebagai penulis pasti akan menemui berbagai hambatan. Ada hendaklah siap untuk menghadapi dan melalui hambatan tersebut . Hambatan tersebut akan hilang bila Anda tidak putus asa. Sikap pantang menyerah akan mampu menyelesaikan masalah yang dialami dalam menulis.
Membaca dan membacalah! Membaca dapat meningkatkan cakrawala berpikir Anda. Anda akan memperoleh informasi yang menarik dan terbarukan. Anda akan mendapat berbagai model penulisan dan pengembangannya. Lambat laun, Anda akan belajar menyenangi dan menyukai tulisan orang lain. Dengan demikian, hal itu akan menggelitik kemauan Anda untuk menulis.
Hilangkan phobia menulis! Anda tidak perlu takut dan khawatir dengan gagasan Anda. Yakinkan diri Anda, gagasan tersebut dapat diterima orang lain. Hilangkan keraguan dan kebimbangan Anda. Yang penting, Anda mengungkapkan kebenaran dan menyampaikan dengan benar pula. Selama Anda mengedepankan kesantunan berbahasa, tulisan Anda akan disukai orang lain.
Nikmati proses menulis! Aktivitas menulis merupakan sebuah proses yang kompleks. Berpikir, mencari tema, mengembangkan, membaca, mengedit, lelah, bosan, dan sebagainya akan Anda lalui. Jalanilah tahap demi tahap penulisan secara wajar. Anda mesti berpikir. Berpikir membutuhkan energi yang banyak. Anda akan merasakan kelelahan. Sewaktu-waktu Anda bisa juga bosan. Anda berhentilah sejenak untuk menulis. Jika energi dan semangat baru muncul lagi, mulai lagi menulis. Yang terpenting, Anda merasa tidak terbebani dengan kegiatan menulis. Lalui semua itu dengan santai dan rileks. Dengan kesabaran, keuletan, dan ketekunan, Anda akan mampu menikmati proses menulis dengan baik.
Dengan kemauan dan semangat yang membaja, persepsi Anda tentang menulis akan berubah secara total. Menulis bukan sebuah kekhawatiran, tetapi sebuah wujud kepercayaan diri. Menulis tidak didasari oleh kemampuan, tetapi kemauan. Menulis bukan lagi sebuah beban, tetapi sebuah kenikmatan.
Patut kita renungkan apa yang dikatakan Ika Pratiwi dalam dalam https://pertamakali.com/kata-kata-tekad-dan-ketekunan/ (yang diunduh 23-3-2020), “Keuletan dan ketekunan pasti akan mengalahkan segala rintangan dan membawa keberhasilan “Kesulitan apapun pasti tidak akan tahan dengan keuletan dan ketekunan. Tanpa ketekunan, orang yang paling pintar dan berbakat sekalipun sering kali merasakan kegagalan dalam hidupnya.”